Minggu, 29 Juli 2012

Getir Dawai Trauma



Langitpun masih terang,
...seterang yang dulu
Anginpun menerpa semilir,
..sedingin yang lalu


Sesungguhnya dunia dan isinya selalu berzikir'
..Mengagungkan Asma-Mu
Bukan salah yang di ciptakan-Nya
tetapi salah manusia yang menodainya,
Karena...
Sesungguhnya Ilahi Roob sangat pencemburu dari yang paling cemburu"





".. Tercenug  seorang  bidadari  di bawah  payung cahaya  senja. Senyum  tulus  yang  slalu terukir  jelas terlihat tulus sebening  embun yang dingin. Wajah  sederhana sang  bidadari senja terlebih menunduk, takut mengingat dan membayangkan apa  yang telah  lalu  di lalui, takut   jiwa rapuhnya  kembali terkoyak, takut ketulusanya  kembali  di uji  dan ternoda. Semilir  sang  bayu  membelai  lembut  seraut  wajah dan melambai-lambaikan  kerudung unggu  dengan senyum  penuh  tanya, kegalauan dan  pertanyaan  pada ilahi Roob.."

        Pandangan pun masih tetap lurus dengan senyum yang masih berkembang, senyum tulus iklas yang slalu ada dan kan slalu tersunging dalam bibirnya, senyum syukur dari dalam hatinya yang paling dalam. Ya Roob..karuniakanlah  seorang sang  bayu senja dari sisi-Mu, yang kan  menunutun  hamba menuju jalan-Mu
... bukan karena dunia dan kecakapan, melainkan hatinya yang slalu ada asma-Mu di sana, seorang hamba yang slalu rindu mendekat dengan-Mu...!"

       Biarkan do'a ini hanya hamba dan Ya Roob yang tau, biarkan ini menjadi rahasia puisi yang tak kan pernah pudar dari sanjungan hati. Hingga lelah dan terbuai dalam lelap sepertiga malam..,





Senin, 09 Juli 2012

Bayangan Semu di Hati Mu



" Hanya padamu,
Hanya berteman dengan mu,
Hanya bayangan mu,
Yang ada cuma kamu..

Sunyi..
Kegelapan sunyi..
Kerinduan yang sunyi..
Dalam sunyi ku bertanya..

Siapa yang berbisik,
Siapa yang ada,
Siapa yang menepati,
Siapa yang mengusik,
Di hati mu....?!

                     Gelap malam pun masih sama seperti kemarin, tidak ada yang terusik apalagi berubah. Semilir sapaan angin malam lembut membelai selembar wajah yang lusuh, beribu tanya menerpa seperti rintik-rintik embun yang membasahi dedaunan. Seolah keheningan malam berbisik "Aku kan slalu ada buat mu, kan menjadi teman di malam sepanjang malam sunyi mu!"

"Rembulan pun tak mau kalah, menampakan kemilau wajah cantiknya, mencubit manja hati siapapun yang melihatnya. Arak-arakan awan berlarian menjelma sehamparan selimut lembut sang rembulan malam, beribu bintang menjadi permata kemilauan menebar dalam indahnya malam.

                 Jika ku bisa, ku kan buka memory hati mu. Kan ku lihat siapakah yang terselip di sana, hingga hati ini tak lagi ada rasa ragu yang terus menggebu dan memburu. Dalam bening sinar matamu pun , aku tak dapat menebak, sekiranya bidadari mana yang telah mencuri perhatian mu. Tak ingin lagi kucari, tak mau lagi ku bertanya dalam senyum atau canda. Mungkin dengan diam ku kan dapatkan secercah cahaya di kegelapan malam.

                'Ingin ku seperti rembulan selalu tersenyum meski bertemankan awan.." Terakir ku tanya padamu angin malam" BAwakan bayangan semu' nya untuk ku, agar dapat ku tanya adakah aku di dasar hatimu..!?"




belahan hati ku "Syaifudin Zuhri"