Sabtu, 30 Juni 2012

Pelangi di Sajadah Ku



                        Malam semakin dingin, suara katak dan jangkrik bersahutan seakan menjadi lagu malam penghantar makluk-Nya dalam buaian mimpi. Langit pun masih meninggalkan mega-mega merah di atas sana, sungguh indah sapuan kanfas ilahi. Dalam sendiri kupanjatkan do'a, semoga hamba-hamba Mu takkan terlena dengan keindahan dunia, takkan lupa pada-Nya karena keindahan ciptaan-Nya.

                   Ya Robb izinkanlah hamba merindui-Mu, seperti hamba menatap senja. Senja hilang berganti malam. Gambaran kehidupan seprti halnya sehari. Berjuang, berusaha, dan mendekatkan diri. Mencari obor untuk menerangi bila gelap malam tiba. Bila sedikit saja kita terlena niscahya malam-malam kita akan gelap selamanya tanpa cahaya, dan siang takkan terulang kembali. Kini yang ada hanya penyesalan tanpa berkesudahan.

                      Semilir angin malam masih menyisakan rintik air hujan, menetes bagaikan mutiara.." memberikan sejuta makna dalam indah kehidupan dunia. Ku dekap tubuh sayu seakan tak ingin beranjak. 'Meninggalkan kekaguman tanpa jawaban.., Ilahi Robb sungguh sayang pada umatnya, meski hamba-hambanya selalu lupa, selalu saja membuat kesalahan dan dosa, pun tak pernah marah. Tangan-tangan-Nya selalu terbuka di siang dan malam, bagi hamba-hamba-Nya yang ingat dan memohon ampun atas kesalahannya. Tapi segelintir yang ingat dan bersyukur dengan apa yang diberikan-Nya.

Tapi..' Jika Ilahi Robb itu pemarah sudah pasti hamba-hambanya yang tidak ingat dan selalu membuat dosa akan langsung di lempar ke neraka. Tapi sungguh Dia Maha Penyayang melebihi kasih sayang seorang ibu pada anaknya..'

                      Haruskah kita berdiam diri dengan kelupaan kita..' atau membiarkan hati ini membeku tanpa rasa, membutakan mata hati hingga tidak mampu membedakan yang putih dengan yang hitam..?. Coba dengarkan pangilan-Nya saat azhan subuh. Kalimat yang selalu mengejek jika tak segera beranjak dari tidur.

   'Ash-shalaatu khairum minan nauum..! (shalat itu lebih baik dari pada tidur)


Panggilan yang memberi segalanya pada hidup kita, apa kita segera bangun dan berwudu dan mendatangi panggilan itu? Segelintir orang yang di pangil dan segera datang, karena terlalu terlena dengan kenyamanan tidur, karena dingin, ngantuk dan seribu alasan yang ada.
" Abdi telah di berikan waktu untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk bekal kehidupan setelah mati nanti, kehidupan yang tak kan pernah terulang kembali, bagi hamba-hamba-Nya yang berfikir.








 'Allahumma lakal hamdu,   (Ya Allah pujian hanyalah milik-Mu)
Wailaikal musytaka,   (Hanya kepada-Mu-lah aku mengadu)
Wa antal muta'anu,   (Engkaulah tempat meminta pertolongan)
Walaa haula wala quwwata illa bilahil'aliyyil' adhiim,   (Tidak ada daya dan upaya selain dari-Mu)




Senin, 25 Juni 2012

Mendung di Langit hati Ku


"..Malam ini begitu sunyi, canggung, bingung entah pada sesiapa ku mengadu. Masih teringat akan adanya dirimu, tapi kini bayangan itu perlahan menjauh dan seolah tiada perduli lagi, dengan kegalauan rasa yang semakin terasa dan begitu mengusik. Ku dapati beribu pertanyaan tanpa jawapan, bagaimanakah arti dari sunyi ini? Aku pun masih terdiam dalam sunyi tanpa kawan.

Selalu saja ku cari alasan apapun yang mampu buat rasa hati kembali bersabar, namun apalah arti sebuah kata hati jika tujuan hanya berada dalam hayalan. Tak terasa semua terasa begitu berat, aku capek, biarkan aku lepaskan rasa ini sesaat saja.."
..biarkan air mata ini mengalir deras
Hingga tak lagi ku dapati duka di lubuk hati
Sudah ku tahan, supaya manik-manik ini tidak lepas, namun semakin tertahan semakin dalam rasa ini mengigit.."

Sama sekali tak ku mengerti, apa yang sesunguhnya terjadi, apa di balik semua ini. Beri ku sepatah dua patah kata agar dapat ku artikan akan apa yang kamu rasa. Diam mu buat ku semakin tak mengerti, buat pikiran ini terus bergejolak tak mengerti arah. Cobalah ku minta bicaralah apa rasa di balik sikap mu, atau mungkin aku yang tak mengerti. Asal kamu tau betapa ku ingin mengetahui keluh kesah yang ada pada diri perasan mu.

"..harus bagaimanakah ku memahami, jika dirimu tertutup adanya.
haruskah ku tutup semua dengan senyum tanpa makna,
haruskah ku diam dengan semua rasa.."
Ataukah ku coba selalu ada, meski ku tak mengerti ?!
Membiarkan rasa sunyi ini terus mengikis sang waktu



Minggu, 24 Juni 2012

Syair tanpa Makna


"..Saat semilir angin
..Saat hujan telah reda,
Burung burung kecil berterbangan riang '


Kala sang mentari bangun dari peraduan
Semilir angin
terbawa sampai akhir di jiwa,


Akankah
.. belahan di sana kan merasa
Selembar jiwa tengah merindui nya.. ?!"



"..Embun pun masih menetes membasahi permukaan rumput liar di pinggir jalan,
katak pun berlompatan dari satu batu ke batu yang lainya.
Berdiri ku di tepi lapangan sambil menghirup udara yang masih segar,
begitu indah ciptaan-Nya.
Hanya segelintir orang yang bisa merasakan maknanya pagi,
karna sang Maha Agung hanya menciptakan maknanya untuk hamba yang di kasihi.


             "Seutas senyum terukir tulus dari dasar lubuk hati,
akan kah keindahan ini abadi?
Menjadi teman dalam jiwa-jiwa yang di kasihi.
Masih terasa,
terkadang rasa takut pun hadir mewarnai,
'..takut tidak dapat melihat keindahan pagi lagi,
'..takut tidak bisa mengucap bait-bait do'a sebagai suara hati,
'..takut tidak mampu mengangkat tanggan,
mengaharap ampunan Sang Ilahi Robb.

Tetesan ebun mengalir menganak sungai membasahi keriput kegersangan hati.
Ya Robb.."
berikanlah umur yang bharokah untuk hamba-hambamu ini,
biar telinga kami terus bisa mendengar getar pangilan-Mu,
biar mata batin kami bisa terus merasakan kehadiran-Mu,
kasih sayang dan ampunan-Mu.

Izinkan kami menepatkan nama-Mu
Izinkan kami selalu mengingat-Mu
Izinkalah kami membasuh duka dengan menyebut asma-Mu
Izinkan air mata ini terus mengalir mengharap Ridho-Mu

Tangan-tangan-Mu selalu terbuka seperti halnya siang dan malam
Selalu ada untuk hamba-hamba-Mu
..yang memohon ampunan
tercenung dalam sujud karena takut akan hari pembalasan"